Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He)
memerintahkan Rasul-Nya Muhammad ṣallallāhu 'alayhi wa sallam (peace and
blessings of Allāh be upon him), untuk memohon perlindungan kepada-Nya dari
godaan setan yang terketuk ketika hendak membaca Al-Qur’an. Allah subḥānahu wa
ta'āla (glorified and exalted be He) berfirman :
فَإِذَا
قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Apabila kamu membaca Al-Qur’an hendaklah kamu meminta perlindungan
kepada Allah dari setan yang terkutuk. (Q.S. An-Nahl: 98)
Hikmah disyariatkan membaca ta’awwud ketika hendak membaca
Al-Qur’an adalah :
Sesungguhnya
membaca Al-Qur’an merupakan ibadah yang sangat agung, di antara syarat untuk
mendapatkan pahala yang dijanjikan Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and
exalted be He) adalah, kikhlasan dan berusaha menghadirkan hati ketika membaca
dan mentadabburi Al Qur’an.
Karena
kebiasaan setan adalah mengganggu seseorang yang berupaya untuk meningkatkan
diri dalam beribadah kepada Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be
He), agar hatinya berpaling. Oleh karena itu, disyariatkan untuk berta’awwudz
ketika permulaan membaca Al-Qur’an, yang demikian itu tentunya untuk
mendapatkan perlindungan Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be
He) dari godaan setan, dan mendapatkan kefokusan dan kesenangan hati dalam
membaca. Maka al-Isti’adzah dapat mensucikan hati dari sesuatu yang membuat
kita berpaling dari Allah subḥānahu wa ta'āla (glorified and exalted be He).
Pengakuan
seorang hamba bahwa dirinya lemah, dan mengakui akan kekuasaan Allah subḥānahu
wa ta'āla (glorified and exalted be He). Dialah Yang Maha Kaya, dan Yang Maha
Kuasa dalam menolak segala bentuk kemudharatan dan marabahaya dalam perjalanan
kehidupan.
Pengakuan
sesorang hamba, bahwasanya setan adalah musuh yang nyata.
(oleh: Ust. Yusuf Mansur)
0 komentar:
Post a Comment